Benteng Otanaha
Ketika berkunjung ke
sini, Anda akan bertemu lebih dulu dengan Benteng Otahiya. Setelah puas melihat
benteng Otahiya, Anda bisa mencapai Benteng Otahana dan Ulupahu dengan dua
cara. Pertama dengan berjalan kaki menaiki 351 anak tangga. Sebab, letak kedua
benteng tersebut berada di atas bukit. Tak perlu khawatir kelelahan, ada empat
pos peristirahatan untuk rehat menghirup udara segar. Cara kedua dengan
menggunakan mobil atau motor untuk mencapai bukit. Sesampainya di Benteng
Otanaha dan Ulupahu, pemandangan indah terhampar
di depan mata. Danau Limboto dan perbukitan hijau di sekitarnya terlihat jelas
sehingga menyegarkan mata. Wisata bangunan bersejarah berpadu dengan keindahan
bentang alam. Benteng Otanaha adalah yang paling tua. Berbagai sumber menyebut
benteng ini dibangun tahun 1522. Sementara cerita tutur masyarakat menyebut
benteng ini ditemukan tahun 1585 oleh Naha, salah satu anak Raja Ilato yang
memerintah Kerajaan Limboto. “Benteng Otanaha sebenarnya berasal dari dua
kata ota dan naha. Ota berarti benteng dan naha
adalah nama orang yang menemukan,” catat Moh. Karmin Baruadi dan Sunarty Eraku
dalam Sejarah Benteng Otanaha.
Naha juga menemukan
dua benteng lainnya dan memberi nama sesuai dengan nama istri dan anaknya:
Otahiya dan Ulupahu. Pendirian ketiga benteng tersebut tak lepas dari kehadiran
Portugis di Gorontalo. Benteng ini merupakan saksi sejarah dari perjuangan
masyarakat Gorontalo saat itu ketika berperang melawan Portugis. Portugis
datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah. Mula-mula mereka merebut
pelabuhan strategis di Malaka. Portugis kemudian melanjutkan pelayaran untuk
menemukan kepulauan rempah-rempah. Sebagian sampai ke wilayah Ternate. Sebagian
lagi tersesat tapi menemukan jalur perdagangan rempah di kawasan timur antara
Maluku dan Sulawesi. Semula kedatangan Portugis memperoleh sambutan baik.
Kerjasama perdagangan pun tercipta. Tapi ketika Portugis ingin memonopoli,
serangan dilancarkan kerajaan-kerajaan lokal. Portugis terusir dari Ternate
lalu mencoba mencari tempat berlindung di Kerajaan Limboto, salah satu kerajaan
dari konfederasi Lima Pahalaa (Lima
Kerajaan) bersama Gorontalo, Boalemo, Atinggola, dan Bone yang akhirnya menjadi
Kerajaan Gorontalo di Sulawesi Utara. Atas kesepakatan dan izin dari raja
Limboto, mereka mendirikan tiga benteng pertahanan.
“Pada masa
didirikannya ketiga benteng tersebut, daerah Gorontalo sebagian dataran masih
diliputi air laut sehingga memudahkan pengangkutan bahan-bahan yang akan
dibutuhkan untuk mendirikan benteng,” catat Moh. Karmin Baruadi dan Sunarty
Eraku. Konon, bahan-bahan yang dipakai terdiri dari batu, pasir, kapur, dan
sebagai alat perekat adalah putih telur burung Maleo. Hubungan Portugis dan
Limboto tak berlangsung lama. Kerajaan Limboto menilai Portugis melanggar
kedudukan dan adat-istiadat Gorontalo. Maka, Limboto menjalin kerjasama dengan
Ternate. “Kerjasama antara kedua kerajaan ini di tingkatkan terutama dalam mengusir
penjajahan Portugis,” sebut J.P. Tooy dkk dalam Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi
Utara. Portugis akhirnya meninggalkan Sulawesi. Benteng pertahanannya
digunakan oleh Limboto dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Ketiga benteng itu
berbentuk bulat tanpa atap. Khusus Otanaha, bentuknya bahkan menyerupai angka
delapan. Masing-masing benteng berdiameter sekira 20 meter. Tak cukup besar
untuk sebuah benteng tapi cukup strategis dari sudut pandang pertahanan. Di sekeliling
dinding benteng terdapat celah untuk mengintai dan membidikkan senjata. Ketiga
benteng itu mengalami renovasi untuk memperkuat strukturnya pada 2009. Tapi
arsitekturnya tetap dipertahankan sebagaimana aslinya. Benteng Otanaha menjadi
artefak kehadiran Portugis di Sulawesi dan menjadi salah satu destinasi wisata
di Gorontalo. Pemandangan sekitarnya masih alami dan indah. Selama ratusan
tahun, kawasan Benteng Otanaha juga menjadi tempat berkembang biak berbagai
vegetasi dan fauna seperti burung dan tarsius, sejenis monyet berukuran mungil.
Keberadaan mereka menambah daya tarik kawasan ini. Tak heran jika tiap tahun
kawasan ini menarik banyak wisatawan. Karena kawasan Benteng Otanaha sarat
nilai sejarah, pengetahuan, dan budaya, pemerintah telah menetapkan kawasan
tersebut sebagai cagar budaya pada 2011.
0 Komentar:
Posting Komentar